Bohlam lampu di ruang tengah baru dipadamkan oleh emak.
Masih ada cahaya bulan yang masuk lewat dinding papan rumah yang sedikit berjarak.

Bulan belum genap purnama, ini hari ke lima puasa.
Bapak mengintip dari celah pintu kamarnya yang tak pernah ditutup rapat.
Emak baru saja pulas memunggungi Bapak yang tajam menatap.

Ini hari keberapa kita di rumah?
Besok bapak harus minjam uang lagi di tetangga sebelah. Pedagang sayur sore tadi nagih utang di emak. Katanya, sudah seminggu sayur bayam seikat, bawang merah segenggam, lombok sekantongan belum dibayar.

Ini hari keberapa kita di rumah?
Sepeda motor bapak belum juga laku di jual.
Siapa juga yang mau beli di waktu begini susahnya cari uang?

Amir, sahabat lama saya. Kemarin cerita, katanya: Najwa Shihab suruh kita semua di rumah. Jangan kemana-mana, keluar kota jangan, mudik jangan, pulang kampung jangan.

Bapak sudah tertidur pulas,
Disampingnya ada kertas dan pena.

"Nak, di belakang ada nasi dan tempe. Bapak dan emak mu tak usah dibangunkan, kamu sahur sendiri saja"

Aku masih begadang, memegang kertas bertulisan tangan bapak yang sedikit basah oleh keringat. .

Ini hari keberapa kita di rumah?
Bapak suka sekali berbicara lewat surat

"hidup ini Nak, Pawai 17-an " tulisan Bapak saat aku lahir kedunia.

Bulan mulai tenggelam, aku makan dalam gelap.
Besok kita hidup seperti biasa, - Dirumah.

Fuad